Thursday, November 25, 2010

LBPP LIA in memoriam 2007-2008

Tadi abis bongkar muatan di kamar. Ketemu banyak bgt barang jadul jaman smp. Salah satunya katepe alias kartu tanda pengenal khusus siswa LBPP LIA (gatau singkatannya, yang pasti itu tempat les bahasa inggris yang top markotop deh).
Dan katepe ini adalah katepe LIA pertamaaaaaaaa bgt yg aku dapetin. Aku sering kehilangan kartu ini dan setiap ilang pasti aku ganti yg baru dgn bayar tujuh ribu rupiah. Setahun kemudian naik jadi spuluh ribu rupiah.
Ini nih wujud kartu jadul yang udah lebih dr 3tahun menghilang ;p



tadaaaaaaaa, masih bagus kaaan?! Itu fotonya aja waktu ijazah sd :) Lama banget kan :D Sebenernya kartu ini udah pernah robek jadi 2. Trus aku kasih selotip biar awet eh besoknya malah ilang -_- Selang beberapa bulan kemudian, ketemu lagiiii. baru 3 hari megang, eh udah ilang lagiiii :p
Yang disayangin disini adalah gak ada tanggal pembuatannya, kan biar terlihat jadulnya gitu (ih bangga banget deh aku punya barang jadul kayak gini)
Oh iya. Liat informasi yg bagian bawah 'ENTRY LEVEL: ST-1'. Maksudnya itu adalah pertama kalinya aku masuk LIA. Kelasnya adalah FSC, singkatannya kalo ga salah First Step Communication! Yeey masih ingeeet! ;p ST-1 maksudnya step 1. Kalo disamain dgn sekolah, FSC ST-1 itu sama kayak kelas 1 SD (widih berarti bahasa inggris aku bego banget yaa dulu -_- *EMANG IYAAAA*)

Iya ini tampak belakangnya.


tampak jelas kan bekas robekannya ?

Ada jg ketemu katepe pengganti waktu aku di CIE 1. nih.



Nih aku kasih juga gambar rapornya. tapi cuma dapet yg kelas 3, 4, dan CIE 1 (lanjutan dari FSC). I still hunting for the least.

ini waktu di FSC2 naik ke level FSC3


FSC3 naik ke level FSC4


rapor waktu di CIE1 naik ke CIE2

Ini bukti pembayaran waktu naik ke CIE2


Aku lupa-lupa inget nih kapan berentinya. tahun 2008 apa 2009.. ga ingettt. antara CIE2 ama CIE3. Tapi INTINYA sumpah aku nyesel berenti les dulu :(
Pengen les lagiiii. Jaman-jaman SMP banget deh. Skarang kan udah SMA, udah beda kelas dan stepnya. Aissssssssssssssssssssssssh pengen les lagi T_T


with love,

Mayachan desuuu.

Thursday, November 18, 2010

Hi all! Long time no post! Kinda busy lately~~~~~
usual thing, HOMEWORK! damn it!

Well, here's some of my work (beside homework from school).
A series story! ;p
Yah, something about Japan :D
Yeyyyyyyy~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Hope you'll enjoy it guys!






Title: 私は、愛との間に
English Title: Between I, LOVE, and YOU
By: Mayanachii Michi

Disclaimer: i dont own them! ini fanfict doang kok :)
Genre: (masih diragukan)


Salju terakhir di musim dingin! Itu artinya, musim semi akan datang besok. Semua orang di Yokohama terlihat senang, jalan-jalan dan bermain ke taman. Tak ketinggalan pula dua sejoli cilik Maya dan Yuto yang ikut larut dalam kesenangan. Mereka berlari-lari di taman. Tiba-tiba, anak yang bernama Maya berteriak, ”Hei Nakayan hati-hati, batu pijak disitu lic,,,”
Brekkkkkkkkkkkk. Terlambat, belum sempat Maya selesai bicara, anak yang bernama Yuto itu sudah terpeleset.
”Aaaaawwww..” teriaknya.
Maya berlari menghampirinya dan menjitaknya. ”KAU INI, hontou ni BAKA da yo! Udah dibilang jangan lari disitu, masih aja! Tuh liat, jatoh kan. Rasain!”
”Ah! Kau itu harusnya membantuku bukan menjitakku!” Yuto berdiri dan balas menjitak.
”Aw aw aw, sakit bodoh! Aku kan gak sekuat tadi!” Maya meringis.
”Hihi, bodo amat. Kau kan masih kecil. Weqs!” Yuto mengejek Maya sambil berlari menjauh.
”Heh, umurku udah 5 tahun tau! Bukan 4 tahun lagi!” Maya mengejarnya.
”Oh ya? Sugoi~....” Yuto berhenti dan pura-pura terkejut. ”Umurku 6 tahun lhooo! Udah SD pula!” lanjutnya. ”Kau belum masuk SD kan? Berarti kau masih kecil! Hahaha..” Yuto berlari lagi sambil tertawa.
”Aaaaaaaaaaaaaah, awas kau ya!” Maya mulai mengejarnya lagi.
Yah, begitulah yang mereka lakukan setiap hari di taman depan rumah Yuto. Yuto tinggal di Perumahan yang cukup elit di Yokohama. Sedangkan Maya tinggal di depan gerbang komplek perumahan Yuto, di rumah kontrakan kecil bersama kedua orangtuanya dan adik kecilnya yang masih berumur 3 tahun bernama Miya.
”Stop stop stop! Udah capek nih!” Yuto berhenti sambil ngos-ngosan. Maya mengikutinya dari belakang. Hosh.. Hosh.. Hosh..
“Pulang yuk?” ajak Maya setelah nafasnya kembali normal.
“Minum dulu di rumahku ya?” Yuto balik mengajak. Tapi Maya menatap ragu. ”Cuma ada Raiya kok.” Yuto seolah mengerti apa yang ada dipikiran Maya.
”Hmm okay!”

Di rumah Yuto..
Dengan sigap Maya mengambil minum sendiri dari kulkas. Kalau ada orang tua Yuto sih, dia mana berani seperti itu. Tapi perasaannya saat itu aneh, semua barang-barang seperti sofa, meja, dll sudah tidak ada. Oh, mungkin mau diganti yang baru, hihi orang kaya!, pikir Maya.
”Besok musim semi ya?” tanya Yuto saat Maya kembali dari dapur.
”Iya, kenapa?” Maya mendekati Yuto yang duduk di teras.
”Hmm, tunggu sebentar!” Yuto berlari ke kamarnya. Tak lama kemudian dia kembali sambil membawa sebuah kotak kecil berwarna hitam yang jika terkena sinar matahari akan menjadi berwarna-warni.
”Apa itu?” tanya Maya.
”Nih untuk kamu. Jangan dibuka sebelum besok ya!”
Maya mengangguk, ”Emang dalam rangka apa sih?”
”Besok, pasti kamu tau.” Yuto tersenyum.

Keesokannya..
Pagi-pagi sekali, Maya sudah datang ke taman. Salju yang ada dimana-mana mulai menghilang dan hampir cair total. Dia belum membuka hadiah dari Yuto karena dia ingin membukanya didepan Yuto. Didepan rumah Yuto terparkir mobilnya. Tak lama kemudian Yuto dan kedua orangtuanya beserta Raiya keluar. Maya melambaikan tangannya pada Yuto sambil menunjuk kotak yang diberikannya. Sejenak, Yuto tersenyum dan berbicara sebentar pada mamanya. Lalu berlari menuju Maya.
”Kok belum dibuka?” sambar Yuto.
”Oh, sengaja pengen dibuka depan kau! Kubuka ya?”
Tiba-tiba, Yuto dipanggil Mamanya, ”Yuto, cepatlah! Nanti ketinggalan pesawat!”
Maya bengong, ”Loh kau mau kemana, Nakayan?”
”Ke... Ano...” Yuto gagap sendiri.
”Jauh ya?” tanya Maya lagi.
Mamanya berteriak lagi, ”Yuto, cepatlah!”
”Ke TOKYO.” jawab Yuto.
”Loh kok jauh banget? Kapan balik?” tanya Maya tak habis-habisnya.
”Dibuka ya!” Yuto berlari menuju mobilnya tanpa memberi sebuah jawaban yang pasti.
Maya bengong sendiri melihat mobil yang ada dihadapannya melesat menjauh. Jendela mobil dibuka dan Yuto melambaikan tangannya sambil berteriak, ”Sayonara!”

Malamnya..
Maya menimang-nimang hadiah dari Yuto dan akhirnya dia memutuskan untuk membukanya. Didalamnya ada sebuah gantungan hape berbentuk kepala laki-laki yang menjulurkan lidahnya dan dibagian kepalanya tercetak huruf katakana ’RA’. Dan ada secarik kertas putih, Maya mulai membacanya.
Maya, genki?
Udah liat gantungan hapenya? Lucu kaan? Hahaha, anak kecil, dijaga baik-baik ya gantungan hapenya. Itu langka lho! Cuma ada satu di dunia ini! Percaya deh!
Anou, aku mo pergi ke Tokyo, baliknya gak tau kapan. Gak usah tunggu aku ya. Tapi aq pasti balik kok. ^,^ jangan lupain aku ya!
Nakayan_

”Heboh. Sok dewasa ah. Masih 6 tahun juga!” komentar Maya sambil kembali memandangi gantungan hape barunya. "Eh, tapi kayaknya percuma.. Aku kan gak punya hape? Dasar baka!" Maya memasukkannya ke dalam kotak itu lagi dan menyimpannya dalam laci.

***

3 tahun kemudian, kakek Maya meninggal dan orangtuanya harus melanjutkan usaha bertani yang sudah turun temurun dari jaman ke jaman. Terpaksa pula Maya dan keluarganya harus pindah ke desa kecil di Saitama.

Beberapa hari semenjak kepergian Maya ke Saitama, Yuto berlibur ke Yokohama. Dia terheran-heran melihat rumah yang dulu menjadi rumah Maya kini telah diisi oleh orang lain yang tak dikenalnya. Akhirnya dia memutuskan untuk bertanya pada Nindi, tetangganya yang juga berteman baik dengan Maya.
”Nindi!” teriak Yuto ketika melihat Nindi keluar dari rumahnya.
”Hei Nakayan! Doushita no?” Nindi menghampiri Yuto.
”Eits, kau gak boleh panggil aku Nakayan! Cuma Maya yang boleh.”
”Hehe, ya ya ya. Kau tak pernah berubah. Tumben nih, kenapa?“
”Anou, Maya pindah ya? Kemana?“
”Iya dia pindah. Baru aja seminggu yang lalu. Tapi gak tau kemana.“
”Emang kenapa dia pindah?”
”Katanya sih dia pindah karena ikut ortunya.”
”Kok dia gak ngasih tau dulu ya?”
Nindi menggeleng tak tau, ”aku aja sekarang lost contact ama dia.”
Yuto terdiam, dia bingung sendiri. ”kalo gitu thanks ya! Bye!“ Yuto pergi meninggalkan Nindi.
”Ne? Ne?” Nindi hanya kebingungan.

***

7 tahun kemudian..

”Oooi Miya! Kau ambil uchiwaku ya?!” teriak seorang gadis dari dalam kamarnya yang tak begitu luas.
Lalu orang yang ditujukan menyahut, ”Enak aja! Dipake okasan tuh buat ngusir lalat tadi!”
”Okaaaaaasan!” gadis yang bernama Maya itu sekarang keluar dari kamar dan menuju serambi rumahnya yang sederhana. ”Okasan! Ih jahil banget! Uchiwanya mahal tau gak!” crocos Maya didepan okasan.
”Udah, ntar okasan beliin lagi kalo rusak.” jawab okasan santai.
”Loh emang okasan punya uangnya?” tanya Maya.
”Ya ada dong. Bahkan kalau kau mau, kami sekolahkan kau di Horikoshi.” jawab Okasan.
”Ah okasan ngelantur! Sekolah disitu kan mahal!” bantah Maya.
”Ottosan lagi ngedaftarin namamu disana. Pokoknya, SMA ini kamu harus sekolah disana!” Okasan menepuk pundak Maya dengan harisen.
”Aw.. Ah okasan! Ottosan mana ada uang yang banyak untuk bayar uang pendaftarannya.” Maya masih tak percaya.
Tiba-tiba Ottosan datang dan nimbrung perdebatan mereka.
"loh cepet banget pulangnya?" tanya okasan.
"gak terlalu rame sih.. jadi enak daftarnya." jawab ottosan. ”oh ya, Maya, mulai minggu depan kamu sekolah di Horikoshi. Kamu gak pake test lagi, katanya sih langsung masuk aja. Oh ya, uang pendaftarannya, busyet dah. Mahal banget! Maya, inget ya! Sekolah harus yang bener, baik-baik disana.” Ottosan langsung nyerocos tanpa henti.
”Ottosan apaan sih! Aku gak ngerti deh! Kalian nih keterlaluan deh kalo marahin anaknya.” Maya masih bingung.
”Kau itu sekarang sudah terdaftar sbg murid SMA Horikoshi. Jadi, besok kau akan kami antar ke rumah barumu di Tokyo.” jelas ottosan.
”Loh uangnya dari mana? Kita beli tv aja gak mampu, apalagi mo nyekolahin aku kesana.” Maya masih tak percaya.
”Haduh............ kau ini baka atau bagaimana sih. Selama ini, ottosan dan okasan nabung. Makanya, kita gak beli apa-apa selama beberapa tahun ini. Dan sekarang, uangnya udah terkumpul. Jadi kami akan menyekolahkan kau disana!” jelas okasan.
”Lah? Aku tinggal sama siapa dong?” tanya Maya lagi.
”Ya sendiri lah. Kau harus bisa hidup mandiri disana.” jawab ottosan.
”Hah? Hah? Hah?” Maya hampir pingsan rasanya. Antara percaya dan tidak.
”Dan lusa, kau akan kami antar ke rumah barumu!” sambung okasan sambil tersenyum.
"Se.. se.. secepat itu?" Maya terbelalak.


Tokyo..
Maya menepuk-nepuk mukanya sendiri ketika melihat rumah yang ada dihadapannya. Dia tak bisa bertanya kepada siapa-siapa lagi, karena orangtuanya hanya mengantar sampai stasiun saja. Dia melongo sejenak.
Ini sih bukan rumah, tapi apartemen... ujar Maya dalam hati.
Dia melangkah masuk dengan ragu.
Ah! Kayaknya salah alamat deh... hati Maya masih berdebat. Dia menatap kunci yang ada ditangannya. Tapi coba dulu ah... Akhirnya dia memutuskan untuk memastikannya.
Maya kini berdiri didepan sebuah pintu bernomor 1211. Dia memasukkan kunci itu ke lubangnya dan ’cklekk’ pintu terbuka.
”Wow..” Maya bergumam sendiri. Dia masuk dan menutup pintu. Sejenak dia menatap sekeliling dan tersenyum.
”Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah!” Maya menjerit kegirangan.
Dia mengelilingi rumah barunya itu. Ke kamar mandi, dapur, ruang tamu, dan berakhir di tempat tidurnya. Mungkin karena kecapekan, Maya langsung tertidur tanpa mengganti baju dulu.

Hari pertama..
Akhirnya, hari pertama Maya masuk sekolah datang juga. Maya sempat deg-degan saat memasuki gerbang. Sekolah masih terlihat lengang. Dengan mulut menganga Maya menatap sekeliling.
”Su.. su.. su.. sugoi na~ ! Ini sekolah apa sekolah? Sekolahku aja gak sebagus dan semewah ini! Ckckckck..” umpat Maya pada dirinya sendiri.
Maya maju selangkah dan melihat lagi sekelilingnya.
”Tidak ada siapa-siapa. Apa jangan-jangan masih libur ya?” tanyanya lagi sambil menggaruk-garuk kepalanya.
”Nggak kok, kamu aja yang datengnya kepagian.” jawab seseorang dari belakang.
Maya menoleh kebelakang. Seorang cowok dengan perawakan cukup tinggi, putih dan lumayan tampan berdiri di depannya sembari tersenyum....


*continue*



Wkwkwkwkwwkwk penasaran? ;p



with love,
Mayachan desuuu.

Sunday, November 07, 2010

Kim Ye Seul 김예슬 - 다가가도 되나요(OST Still Marry Me / The Woman Who Still Wants To Marry)

언제부턴가 맘에 그대가 들어왔죠

이런 마음 들킬까봐 애써 외면했죠
내가 이럴 몰랐는데 자꾸 흔들려요

이제 어떡하죠 두근거리는 멈출 없어
눈감아도 그대가 아른거려요
이런 맘을 어떡하죠 그대 때문에 울고 웃죠
이제 그대 없인 나도 없는 거죠
그대와 함께 해도 될까요

나를 보는 그대 눈빛 설레게 하죠
하루에도 번씩 망설이네요
내가 이럴 몰랐는데 자꾸 흔들려요

이제 어떡하죠 그냥 이대로 다가가도 될까요
그리워져 그대만 바라보네요
이런 맘을 어떡하죠 그대만 보면 흔들려요
이제 그대 없인 나도 없는 거죠
그대와 함께 해도 될까요




Hangul Translation:

eonjebuteonga nae mame geudaega deureowatjyo
ireon nae maeum deulkilkkabwa aesseo oemyeonhaetjyo
naega ireol jul mollanneunde nae mam jakku heundeullyeoyo

ije nan eotteokhajyo dugeungeorineun nae mam meomchul su eobseo
nungamado geudaega areungeoryeoyo
ireon nae mameul eotteokhajyo geudae ttaemune na ulgo utjyo
ije geudae eobsin nado eomneun geojyo
lyricsalls.blogspot.com
na geudaewa hamkke haedo doelkkayo

nareul boneun geudae nunbit nae mam seollege hajyo
haruedo na myeot beonssik mangseorineyo
naega ireol jul mollanneunde nae mam jakku heundeullyeoyo

ije nan eotteokhajyo geunyang idaero dagagado doelkkayo
geuriwojyeo geudaeman baraboneyo
ireon nae mameul eotteokhajyo geudaeman bomyeon na heundeullyeoyo
ije geudae eobsin nado eomneun geojyo
na geudaewa hamkke haedo doelkkayo



English Translation:

I'm proud of you came to the door to my heart
I would blow my mind, the exterior was tried
I can not believe I keep my heart feel loose

What do I do now, I can not stop my heart beating
Go thou not turn a blind eye shimmer
What do I do this because of you my heart I'm crying laughing
Now, without you I do not
Would you mind if I'm with you

Blowing my mind You'll see me stare
It's waiting for me several times a day
I can not believe I keep my heart feel loose

Allow me now just like this happens I'm gonna do
It's only you I miss the overlook
What do I see only you in my heart that I feel loose
Now, without you I do not
Would you mind if I'm with you



credits by: lyricsall

Friday, November 05, 2010

Kue Pukis Mangga

Mama sama ayuk baru aja selesai buat kue pukis mangga. Rasanya enak, pas banget. Aku sih gak ngebantu, males haha (tapi makannya mau banget). Tapi aku sempet liat-liat cara buat dan bahan-bahannya. Kalo mau tau resepnya nih:

Bahan:
A
-2 butir telur
-80 gr gula pasir
-3 gr ragi instant

B
-100 gr terigu segitiga
-3 gr garam

C
-100 gr santan kental
-50 gr margarin

TAMBAHAN
-mangga 1 buah

Cara membuat:
1. Kocok bahan A dengan kecepatan tinggi hingga mengembang.
2. Blender mangga hingga halus.
3. Turunkan kecepatan mixer lalu tambahkan bahan B sedikit demi sedikit. Disusul blenderan mangga, sedikit demi sedikit.
4. Lalu tambahkan bahan C, kocok rata sebentar, matikan.
5. Diamkan selama 1 jam.
6. Siapkan cetakan, masukkan adonan ke cetakan (jangan penuh).
7. Panggang kurang lebih selama 10 menit, hingga matang.
8. Angkat dan siap sajikan!


Hasilnya....
tadaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa........


Hasil buatan mama sama ayuk mulus banget yaaa. Untuk topping, kalian bisa kasih apa aja kok, kasih keju atau coklat lebih enak kayaknya! Tapi kusaranin, kalo mau nambah topping, saat adonannya hampir matang ya, biar lebih lumer dan nyatu ama adonannya.

Oh iya, hasil punya mamaku itu warnanya kuning, karena dicampur buah mangga. Kalo mau warna ijo, ya kasih perasan air pandan aja. Sedangkan untuk rasa, semua buah yang bisa dihaluskan sepertinya cocok. Yah sesuai imajinasi dan kreatifitas kita aja.


Oh ya aku baru inget, mama bilang raginya gak ada, jadi dia ganti dengan adem sari. Aku pikir sih bakalan gagal, eh ternyata hasilnya lebih enak. Bisa jadi referensi buat kalian nih yang suka coba-coba :p

Soooo good luck yaaaaaa!



with love,
Mayachan desuuu.